TUGAS TERSTRUKTUR 11

Nama: Shelly Anastasya M

Nim: 41624010011


KERANGKA LAPORAN GSC

1. Pendahuluan

Latar Belakang:
Air mineral dalam botol plastik adalah salah satu produk konsumen terbesar di Indonesia. Namun, penggunaan botol plastik sekali pakai (PET virgin) menimbulkan masalah lingkungan, seperti sampah plastik di TPA dan laut, serta emisi karbon dari produksi dan distribusi.

Alasan Pemilihan Produk:

  • Tingginya konsumsi rumah tangga dan industri.

  • Dampak lingkungan signifikan dari produksi dan pembuangan kemasan plastik.

  • Potensi implementasi Green Supply Chain (GSC) melalui pengadaan hijau, logistik hijau, desain ramah lingkungan, dan reverse logistics.

2. Pemetaan Rantai Pasok Konvensional

Diagram Alir Rantai Pasok (Sederhana)

Bahan Baku (PET Virgin) → Produksi Botol & Pengisian Air → Gudang & Logistik Outbound → Distributor 
→ Toko/Retail → Konsumen → Pembuangan Botol ke TPA atau Daur Ulang Terbatas

Tahapan Utama

TahapDeskripsi
Pengadaan Bahan Baku (Sourcing)PET virgin didatangkan dari pabrik petrochemical, berbasis minyak bumi.
Produksi/ManufakturBotol plastik dicetak, air dimurnikan, kemudian diisi dan dikemas. Proses membutuhkan energi listrik dan air.
Logistik Masuk & KeluarBahan baku dikirim menggunakan truk dari pabrik; produk jadi dikirim ke gudang dan distributor menggunakan truk diesel.
Distribusi/RitelProduk dikirim ke supermarket, minimarket, toko kelontong.
Akhir Masa Pakai (End-of-Life)Botol dibuang konsumen; sebagian kecil dikumpulkan untuk daur ulang, mayoritas ke TPA atau dibakar.

3. Analisis Dampak Lingkungan

Titik KritisMasalah Lingkungan
1. Pengadaan Bahan BakuPenggunaan PET virgin berbasis minyak bumi → emisi CO₂ tinggi, konsumsi energi fosil, limbah industri kimia.
2. LogistikDistribusi jarak jauh menggunakan truk diesel → emisi CO₂ tinggi, polusi udara, konsumsi bahan bakar fosil.

4. Usulan Strategi Green Supply Chain (GSCM)

Prinsip GSCMDeskripsi StrategiImplementasiManfaat Lingkungan
Pengadaan Hijau (Green Sourcing)Mengganti 50% PET virgin dengan PET daur ulang (rPET).Bangun kemitraan dengan pemasok rPET, investasi teknologi pencucian dan pemrosesan rPET.Mengurangi penggunaan minyak bumi, mengurangi sampah plastik, menghemat energi.
Logistik Hijau (Green Logistics)Optimalisasi rute distribusi dan penggunaan armada berbahan bakar lebih ramah lingkungan (misal truk listrik/hibrida atau muatan penuh).Gunakan software manajemen rute, konsolidasi pengiriman, pilih armada hemat bahan bakar.Menurunkan emisi CO₂, konsumsi BBM, dan polusi udara.
Reverse LogisticsProgram pengumpulan botol bekas dari konsumen untuk didaur ulang menjadi rPET.Drop-box di toko, pusat pengumpulan komunitas, insentif bagi konsumen (voucher/point).Meningkatkan tingkat daur ulang, mengurangi sampah plastik ke TPA, menambah pasokan bahan baku rPET.

(Opsional: Tambahkan Desain/Produksi Hijau → botol lebih ringan, mengurangi bahan baku, atau menggunakan desain refillable.)

5. Kesimpulan dan Rekomendasi

  • Produk air mineral dalam botol plastik memiliki dampak lingkungan signifikan, terutama dari pengadaan bahan baku PET virgin dan distribusi jarak jauh.

  • Strategi GSCM yang direkomendasikan meliputi Green Sourcing, Green Logistics, dan Reverse Logistics, yang dapat menurunkan emisi karbon, mengurangi limbah plastik, dan meningkatkan keberlanjutan rantai pasok.

  • Rekomendasi tambahan: Edukasi konsumen dan kolaborasi dengan pemerintah lokal untuk meningkatkan pengumpulan botol bekas.

6. Lampiran

Diagram Alir Usulan Green Supply Chain

Bahan Baku (50% PET virgin + 50% rPET) → Produksi Botol & Pengisian Air (Efisiensi Energi) → 
Gudang & Logistik Ramah Lingkungan → Distributor → Toko/Retail → Konsumen
|
Reverse Logistics (Pengembalian Botol Bekas)
Pemrosesan rPET → Kembali ke Produksi Botol

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengaitkan Teknologi dengan Etika: Renungan Peran Insinyur Industri

TUGAS MANDIRI 4

TUGAS MANDIRI 1